RESCUE ULAR WELING OLEH BPBD DI KANTOR SATPOL PP DAMKAR
Rescue Ular Berbisa

By ADMIN 21 Des 2021, 09:28:53 WIB Kedaruratan dan Logistik
RESCUE ULAR WELING OLEH BPBD DI KANTOR SATPOL PP DAMKAR

Keterangan Gambar : Ular weling yang diamankan di Kantor Satpol PP Damkar


Selasa 21 Desember 2021. Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Purworejo Bapak R. Iman Tjyptadi mengamankan ular jenis Weling dengan bahasa latin Bungarus Candidus yang termasuk ular dengan bisa tinggi, hewan melata tersebut masuk ke kantor Satpol PP dan Damkar Kab. Purworejo, untuk selanjutnya diamankan dalam container box yang rencananya akan dirilis kembali ke habitat yang jauh dari pemukiman warga. Sekilas tentang ular Weling tersebut adalah spesies Krait yang merupakan endemik di Asia Tenggara. Selain "Weling", ular ini juga disebut ular belang, nama yang juga digunakan untuk kerabatnya yang lebih besar, yaitu welang (B. fasciatus). Di daerah Cirebon, Indramayu dan sekitarnya, ular ini disebut Ular warakas. Nama umum ular ini dalam bahasa Inggris adalah malayan krait. Panjang tubuh weling mencapai 155 cm, ekornya meruncing, tidak tumpul seperti pada welang. Kepala bagian atas hingga leher atas (tengkuk) berwarna hitam, sedangkan bagian bawahnya berwarna putih. Tubuh bagian atas berwarna belang-belang hitam dan putih hingga ekor. Semakin ke ekor, belang-belang hitamnya semakin sempit. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih. Selain varian belang hitam-putih polos, terdapat varian weling yang berwarna belang hitam-putih, yang memiliki noda-noda hitam pada belang putihnya. Ada juga varian yang cenderung berwarna kehitaman, terutama spesimen-spesimen yang ditemukan di daerah Cirebon, Jabar serta di sekitar perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Spesimen berwarna kehitaman ini sempat dideskripsikan sebagai Bungarus javanicus oleh Felix Kopstein pada tahun 1932, tetapi kemudian diketahui sebagai varian hitam (melanistik) dari spesies ini (B. candidus). Susunan sisik (scalation) pada tubuh weling terdiri dari sisik dorsal yang tersusun sebanyak 15 deret daan sisik vertebral (paling atas) berukuran lebih besar dari sisik dorsal lainnya, sisik ventral sebanyak 209 sampai 219 buah, sisik subkaudal sebanyak 40 sampai 50 buah dan tunggal seluruhnya, sisik anal tunggal (tak berbagi), sisik perisai labial atas berjumlah 7 buah dan sebagian terletak di tepian mata. Weling hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter dpl. Habitat utamanya adalah hutan, hutan mangrove, semak belukar, perkebunan, dan lahan pertanian. Ular ini juga kerap ditemukan di sekitar permukiman. Ular ini sering kali berkelana di dekat sumber air. Weling adalah hewan nokturnal (aktif pada malam hari) dan berkelana di atas tanah, walaupun juga sering terlihat di siang hari. Makanan utamanya adalah ular jenis lain yang berukuran lebih kecil darinya. Selain ular kecil, weling juga memangsa kadal, tikus, dan beberapa hewan kecil lainnya. Jika merasa terganggu atau terancam, ular ini akan menyembunyikan kepalanya di bawah gulungan badannya. Weling berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak 4 sampai 10 butir. Masing-masing bayi ular yang baru menetas berukuran panjang antara 27 sampai 29 cm. Seperti jenis krait lainnya, weling adalah ular berbisa yang sangat mematikan. Bisa ular ini bersifat neurotoksin atau mampu melumpuhkan jaringan saraf. Gejala yang timbul pada korban gigitan, salah satunya adalah kesulitan bernapas. Tingkat kematian (Untreated Mortality Rate) akibat gigitan weling pada manusia sebesar 60 sampai 70%. Untuk bisa weling hingga saat ini belum ada serum anativenomnya, karena Serum Anti Bisa Ular Polivalen adalah antisera murni yang dibuat dari plasma kuda yang memberikan kekebalan terhadap bisa ular yang bersifat neurotoksik (seperti ular dari jenis Naja sputatrix - Ular Kobra, Bungarus fasciatus (welang) dan  yang bersifat hemotoksik (ular Agkistrodon rhodostoma - Ular Tanah) yang banyak ditemukan di Indonesia. Apabila dari masyarakat mendapatkan keluhan serupa dengan ular maka dapat menghubungi kantor BPBD Kabupaten Purworejo untuk dilakukan rescue. Ularnya aman, manusianya nyaman, ularnya selamat, manusianya tetap sehat.