- BPBD MELAKUKAN ASSESMENT KEJADIAN TANAH BERGERAK DI DESA PAKISARUM KECAMATAN BRUNO
- PEMBEKALAN PESERTA KKN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO (UMP)
- PERINGATAN DINI GELOMBANG TINGGI DI WILAYAH PERAIRAN SELATAN JAWA 23-26 DESEMBER 2024
- PRAKIRAAN CUACA WILAYAH JATENG DAN SEKITARNYA SENIN, 23 DESEMBER 2024
- ANTISIPASI POTENSI BENCANA AKIBAT CUACA EKSTREM, BNPB LAKUKAN OPERASI MODIFIKASI CUACA DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH
- PEMASANGAN RAMBU DAN PAPAN PERINGATAN BENCANA DI DESA KERTOJAYAN, KETAWANG, DAN PATUTREJO KECAMATAN GRABAG
- TANAH LONGSOR DI DESA KALIGONO, KECAMATAN KALIGESING SEBABKAN 3 RUMAH WARGA TERDAMPAK
- PENANGANAN TANAH LONGSOR AKSES JALAN KABUPATEN DI DESA BLIMBING - SOMOLETER, KECAMATAN BRUNO
- INTENSITAS HUJAN YANG TINGGI SEBABKAN TANGGUL SUNGAI LAMAT JEBOL
- TANAH LONGSOR DI DESA DONORATI KECAMATAN PURWOREJO
ANTISIPASI POTENSI BENCANA AKIBAT CUACA EKSTREM, BNPB LAKUKAN OPERASI MODIFIKASI CUACA DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH
Berita Terkait
- PEMASANGAN RAMBU DAN PAPAN PERINGATAN BENCANA DI DESA KERTOJAYAN, KETAWANG, DAN PATUTREJO KECAMATAN GRABAG0
- TANAH LONGSOR DI DESA KALIGONO, KECAMATAN KALIGESING SEBABKAN 3 RUMAH WARGA TERDAMPAK0
- PENANGANAN TANAH LONGSOR AKSES JALAN KABUPATEN DI DESA BLIMBING - SOMOLETER, KECAMATAN BRUNO0
- INTENSITAS HUJAN YANG TINGGI SEBABKAN TANGGUL SUNGAI LAMAT JEBOL0
- TANAH LONGSOR DI DESA DONORATI KECAMATAN PURWOREJO0
- TANAH BERGERAK DI DESA KEMIRI, KECAMATAN GEBANG MENGANCAM RUMAH WARGA0
- POHON SONO TUMBANG DAN MENUTUP AKSES JALAN MASUK SMP NEGERI 12 PURWOREJO0
- BIMBINGAN TEKNIS KEBENCANAAN DI DESA HARJOBINANGUN, KECAMATAN GRABAG 0
- PENANGANAN TANAH LONGSOR DI RUAS UTAMA JALAN WONOSIDO-PAMRIYAN0
- CHECKING RUTIN EWS TSUNAMI TANGGAL 26 NOVEMBER 20240
Berita Populer
- MITIGASI
- HASIL RILIS PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2024 DI JAWA TENGAH
- Apa itu Relawan Kebencanaan?
- APA ARTI BENCANA ?
- PETA DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI
- JADWAL VAKSINASI RUTIN DI RUMAH SAKIT KAB. PURWOREJO
- MUSIM KEMARAU TAHUN 2023 AKAN DIPERKIRAKAN LEBIH KERING DARI SEBELUMNYA
- RESCUE ULAR WELING OLEH BPBD DI KANTOR SATPOL PP DAMKAR
- Apa Itu Potensi Bencana ?
- RILIS PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2023 PROVINSI JAWA TENGAH DARI BMKG
Keterangan Gambar : Modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BNPB
JAKARTA — Memasuki musim penghujan yang diprediksi membawa dampak ekstrem, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrem lainnya dengan memanfaatkan teknologi penyemaian garam di awan comulonimbus untuk mengendalikan curah hujan.
Operasi Modifikasi Cuaca ini merupakan bagian dari upaya mitigasi yang dilakukan BNPB untuk menghadapi potensi risiko bencana akibat cuaca ekstrem. Melalui OMC diharapkan intensitas hujan dapat dikendalikan sehingga banjir serta tanah longsor bisa dicegah.
Sebelum pelaksanaan, tim BNPB bersama dengan BMKG dan BPBD mengadakan briefing mendalam untuk memastikan langkah-langkah yang diambil tepat sasaran. Berdasarkan prediksi Global Forecast System (GFS), wilayah Jawa Tengah, khususnya daerah seperti Demak, Blora, Salatiga, dan Banjarnegara, diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas 14-32 mm per hari. Dalam konteks ini, OMC menjadi strategi mitigasi yang diperlukan untuk mencegah dampak bencana yang lebih besar.
BMKG mengidentifikasi potensi curah hujan yang tinggi di wilayah Jawa Tengah, dengan intensitas yang bisa mencapai 50-120 mm per hari. Untuk menanggulangi hal ini, OMC difokuskan di wilayah laut utara Jawa Tengah untuk mempengaruhi awan yang bergerak ke arah daratan, menghindari hujan lebat yang bisa meningkatkan risiko bencana banjir dan longsor.
Pada Sabtu (14/12), tim OMC melakukan lima sorti penerbangan dengan pesawat Cessna Caravan 208B yang berangkat dari Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani, Semarang (Posko OMC di Jawa Tengah). Setiap penerbangan dilaksanakan dengan tujuan menyemai 1.000 kg NaCl powder pada ketinggian 10.000 hingga 12.000 kaki di atas permukaan laut, untuk mencegah awan hujan yang diperkirakan akan mengarah ke wilayah daratan. Total waktu yang digunakan dalam lima sorti penerbangan tersebut adalah 10 jam 39 menit.
Penyemaian awan ini berhasil mengurangi risiko hujan intens di daerah-daerah seperti Jepara, Pati, Kudus, Demak, dan Semarang, yang semula diprediksi akan mengalami curah hujan hingga 50-120 mm/hari. Setelah intervensi OMC, curah hujan di wilayah tersebut turun menjadi hanya 5-20 mm/hari, yang berarti pengurangan curah hujan sekitar 70%. Dampak positif ini diharapkan dapat menurunkan potensi bencana banjir dan longsor di wilayah tersebut.
Selama operasi berlangsung, BNPB memastikan kelancaran kegiatan dengan terus memantau jalannya operasi, termasuk pengecekan bahan semai dan memastikan prosedur administrasi dipenuhi. Tim OMC bekerja secara terintegrasi dengan BPBD setempat dan BMKG untuk memantau kondisi cuaca dan perkembangan awan secara real-time.
Data yang diperoleh dari pemantauan cuaca serta laporan kejadian bencana dari daerah terdampak menjadi acuan utama dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam operasi ini. Hal ini memastikan bahwa setiap tindakan yang diambil tetap relevan dan sesuai dengan kondisi yang berkembang di lapangan.
Selain itu, OMC juga dilaksanakan di wilayah Jawa Barat pada Sabtu (14/12) untuk menangani potensi bencana hidrometeorologi yang meliputi banjir, gelombang ekstrem, dan tanah longsor. Tim OMC berhasil mengurangi intensitas hujan di wilayah rawan bencana seperti Sukabumi dan Cianjur. Berdasarkan analisis BMKG, curah hujan yang diprediksi di wilayah tersebut awalnya 70 hingga 150 mm/hari, namun setelah dilakukan penyemaian awan, intensitas hujan di daerah tersebut berhasil berkurang menjadi 5 hingga 30 mm/hari, dengan pengurangan curah hujan hingga 60%.
Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat ini difokuskan di wilayah selatan Sukabumi dan daerah rawan bencana lainnya, dengan tujuan mengurangi intensitas curah hujan yang dapat memicu bencana. Hasilnya, setelah dilakukan modifikasi cuaca, curah hujan di wilayah tersebut berhasil diturunkan dan terfokus di wilayah selatan laut Provinsi Jawa Barat, mengurangi risiko bencana di daratan.
Untuk pelaksanaan OMC di Jawa Barat, pesawat Cessna Caravan 208B yang digunakan untuk penyemaian awan berangkat dari Posko OMC di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dengan tujuan melaksanakan operasi modifikasi cuaca di wilayah selatan Sukabumi dan sekitarnya. Penyemaian awan difokuskan di perairan selatan untuk menghindari curah hujan yang dapat meningkatkan risiko bencana di daratan.
Sejauh ini OMC terbukti efektif dalam mengurangi curah hujan yang berisiko menyebabkan bencana banjir dan longsor. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen bersama pemerintah untuk terus meningkatkan upaya mitigasi dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem dan mengurangi potensi risiko bencana hingga periode Natal dan tahun baru nanti.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kebencanaan BNPB