
- BPBD MELAKSANAKAN KOORDINASI UNTUK ACARA DESTANA DI DUA DESA, WONOTULUS DAN SOMOREJO
- CHECKING EARLY WARNING SYSTEM (EWS) TSUNAMI BULAN AGUSTUS TAHUN 2025
- BPBD GELAR SOSIALISASI DAN SIMULASI BENCANA DI TK KEMALA BHAYANGKARI 83
- BPBD LAKUKAN PENDAMPINGAN SURVEI LOKASI UNTUK GLADI KESIAPSIAGAAN BENCANA
- KOORDINASI RENCANA DESA TANGGUH BENCANA (DESTANA) DI DESA TEPANSARI, KECAMATAN LOANO
- BPBD PURWOREJO HADIRI RESEPSI KENEGARAAN PERINGATAN HUT RI KE- 80
- BPBD PURWOREJO GELAR RAPAT KOORDINASI ANTISIPASI BENCANA KEKERINGAN DAN KARHUTLA
- BPBD KEMBALI MELAKSANAKAN DROPING AIR BERSIH KE DESA SOMOREJO, KECAMATAN BAGELEN 19 AGUSTUS 2025
- BPBD RAMPUNGKAN DOKUMEN RENCANA KONTINGENSI TSUNAMI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2025
- BPBD MELAKSANAKAN UPACARA HUT RI KE-80 DI ALUN - ALUN PURWOREJO
PEMBENTUKAN DESTANA
Langkah Mitigasi Menyiapkan Masyarakat Tangguh Bencana
Berita Terkait
- DROPPING AIR BERSIH KE WONOTULUS PURWOREJO0
- DROPPING AIR BERSIH KE DONORATI PURWOREJO0
- DROPPING AIR BERSIH KE RENDENG GEBANAG0
- DROPPING AIR0
- PRA SURVEY LOKASI PEMASANGAN RADAR PEMANTAU GELOMBANG0
- Rencana Pemasangan Radar Pemantau Gelombang Laut0
- DISTRIBUSI AIR BERSIH HARI Ke-50
- Distribusi Bronjong 0
- DISTRIBUSI AIR BERSIH HARI KE-30
- DISTRIBUSI AIR BERSIH HARI KE-40
Berita Populer
- MITIGASI
- RESCUE ULAR WELING OLEH BPBD DI KANTOR SATPOL PP DAMKAR
- HASIL RILIS PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2024 DI JAWA TENGAH
- Apa itu Relawan Kebencanaan?
- PETA DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI
- APA ARTI BENCANA ?
- Apa Itu Potensi Bencana ?
- JADWAL VAKSINASI RUTIN DI RUMAH SAKIT KAB. PURWOREJO
- MUSIM KEMARAU TAHUN 2023 AKAN DIPERKIRAKAN LEBIH KERING DARI SEBELUMNYA
- RILIS PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2023 PROVINSI JAWA TENGAH DARI BMKG

Keterangan Gambar : Fasilitasi Destana oleh BPBD Kab. Purworejo
Purworejo. Selasa. 18 Juni 2019. Topografi Kabupaten Purworejo yang sarat dengan potensi bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung, badai, abrasi pantai, gempa dan tsunami menimbulkan dampak berbeda bagi lingkungan alam dan kondisi sosial kemasyarakatan. Pasca gempa dan tsunami Aceh 25 Desember 2004, gempa dan tsunami di Pangandaran dan Cilacap 17 Juli 2006, gempa Yogya 27 Mei 2006, serta gempa dan tsunami di Palu dan Donggala 2018, kekhawatiran masyarakat akan terjadinya gempa dan tsunami di pesisir pantai selatan Kabupaten Purworejo semakin meningkat. Pada satu sisi kekhawatiran ini dinilai beralasan karena Kabupaten Purworejo berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Dari hasil perhitungan BNPB tentang Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2013, Kabupaten Purworejo menempati Urutan ke 10 dari 249 kabupaten/kota di Indonesia akan wilayah rawan tsunami dengan skor 24 dan kelas risiko TINGGI.
Seperti diketahui, di Samudera Hindia berjarak sekitar 200 km dari garis pantai Jawa merupakan titik pertemuan lempeng Australia dan lempeng Eurasia yang berpotensi menjadi titik gempabumi [episentrum] yang berpotensi memicu terjadinya tsunami. Dari hasil digitasi diketahui bahwa panjang garis pantai Kabupaten Purworejo mencapai 23 kilometer, artinya warga yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang garis pantai tersebut rentan terhadap bahaya gempabumi dan tsunami. Setidaknya warga dari 3 kecamatan di Kabupaten Purworejo akan merasakan implikasi langsung bencana tsunami, yakni warga di kecamatan Grabag, Ngombol, dan Purwodadi. Fenomena kerawanan ini sudah seharusnya menjadi dasar bagi warga dan pemerintah Kabupaten Purworejo untuk menjadi lebih aktif membangun dan mengembangkan pengurangan risiko bencana gempabumi dan tsunami.
Untuk menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan kegiatan Fasilitasi Desa Tangguh Bencana yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mengkaji, menganalisis, menangani, memantau, dan mengevaluasi risiko bencana dalam rangka mengurangi kerentanan dan meningkatkan kemampuannya melalui Pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana).
Destana yang akan dibentuk adalah destana kriteria/tahap pratama yang mengambil dari segi komponen kelembagaannnya yaitu indikator pada pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa yang berasal dari unsur pemerintah dan masyarakat, kelompok/tim relawan penanggulangan bencana desa (termasuk didalamnya gender dan kelompok rentan) serta pembentukan Tim Siaga Bencana Masyarakat (Relawan PB) desa.
BPBD Kabupaten Purworejo sendiri telah melaksanakan kegiatan ini dari tahun 2015 dan sudah terbentuk 35 Destana dengan berbagai variasi kelompok/kriteria (Utama, Madya, dan pratama). Pada tahun 2019 ini, BPBD Kabupaten Purworejo akan membentuk Destana sebanyak 15 desa dengan fokus pada destana pratama tsunami. Destana yang terbentuk diharapkan nantinya desa akan memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat dalam mengurangi kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.
(Sumber: Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kab. Purworejo)